Friday, December 11, 2009

PENDIDIKAN???

MAMPUKAH PENDIDIKAN MEMOTONG RANTAI KEMISKINAN

Beberapa tahun terakhir ini masalah yang mendasar di negeri ini adalah masalah perekonomian. Ekonomi sering kali di artikan negatif di dalam negeri ini yaitu kemiskinan. Kenyataan yang membuat paradigma itu membudaya. anggapan bahwa kebanyakan rakyat dio negri ini benar adanya. Pendidikan yang diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan di negeri ini malah justru memperburuk keadaan." yang miskin makin miskin yang kaya makin kaya itulah yang trjadi di negeri ini.
Pendidikan yang baik dan tepat tentunya dapat memberi pengetahuan dan keterampilan sehingga individu terdidik dapat meningkatkan taraf hidupnya melalui peningkatan produktivitas serta pemerolehan akses dan sumber daya. Namun, melihat kenyataan dalam penerimaan siswa baru justru menunjukkan ironi atas peran pendidikan dalam memberantas kemiskinan. Dari masing-masing sekolah membarikan harga untuk masuk ke sekolah tersebut. Bahkan terkadang harga itu hanyalah mampu mereka lihat saja tidak berani membayangkan karena besarnya biaya masuk. Hal itu tidak hanya terjadi di tataran universitas saja tetapi dari sekolah paling dasar yaitu taman kanak-kanak. Jangankan untuk sekolah makan sehari-hari saja mereka harus bener-bener memeras keringat.
Pemerintah mulai mencanangkan progran pendidikan gratis pada ting hanya janji ykatan SD dan SMP akan tetapi hanyaa bergema luas saat kampanye dan pemilihan pimpinan daerah maupun pusat. Pendidikan hampir selalu menjadi isu kampanye dan dijadikan strategi pemenangan suara. Namun, saat pemilihan usai lain lagi ceritanya. Anak-anak miskin di perkotaan, pedesaan, dan pedalaman tetap kesulitan untuk mengakses pendidikan yang layak. Di perkotaan, sekolah-sekolah berlomba meningkatkan sarana dan prasarana dengan menaikkan pungutan. Sebaliknya, di pinggiran kota, pedesaan, dan pedalaman, sekolah tidak bisa mengenakan pungutan karena tidak ada lagi yang bisa dipungut dari masyarakat. Dan para siswa harus puas dengan kondisi yang jauh dari layak.
Di pedalaman Kalimantan, NTT, dan Papua sering dijumpai satu sekolah hanya dibimbing satu-dua guru. Dalam daftar ada nama sejumlah guru, tetapi mereka tidak hadir di sekolah. Sementara itu, di perkotaan sejumlah sekolah berlomba berstandar internasional dengan sarana dan prasarana mewah dan keluarga kaya tak berkeberatan membayar jutaan rupiah per bulan, keluarga miskin kebingungan mencari sekolah layak yang terjangkau bagi anak-anaknya. Bagi pekerja dengan upah minimum, berbagai biaya pendidikan (uang sumbangan masuk, uang daftar ulang, uang kegiatan, uang ujian, dan lainnya) yang bisa mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah serasa seperti vonis yang mengukuhkan keberadaan mereka dalam jurang kemiskinan. Melihat kenyataan itu pendidikan seolah-olah hanya untuk mereka yang berkantong tebal.
Program terbaru dari pemerintah adalah dan BOS akan tetapi belum semua rakyat miskin merasakan adanya dana tersebut. Dana BOS yang seharusnya diberikan kepada rakyat justru masuk kedalam kantong-kantong para penguasa di negeri ini.Dimanakah hati nuarani mereka? semua sudah ditutup ketika mereka berkuasa baik hati mata fikitan dan telinga mereka. Program BSE pun hanya mampu di nikmati mereka yang ada fasilitasnya. Bagaimana memanfaatkan program itu ?jikia fasilitas dan kemampuan serta keterampilan kesitu tidak ada ujung-ujungnya duit lagi untuk membeli buku pendamping.

Saturday, November 14, 2009

Negri Para Bedebah

Negeri Para Bedebah


Adhi Masardi


Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan
Negeri Para Bedebah

Ada satu negeri yang dihuni para bedebah
Lautnya pernah dibelah tongkat Musa
Nuh meninggalkan daratannya karena direndam bah
Dari langit burung-burung kondor jatuhkan bebatuan menyala-nyala

Tahukah kamu ciri-ciri negeri para bedebah?
Itulah negeri yang para pemimpinnya hidup mewah
Tapi rakyatnya makan dari mengais sampah
Atau jadi kuli di negeri orang yang upahnya serapah dan bogem mentah

Di negeri para bedebah
Orang baik dan bersih dianggap salah
Dipenjarakan hanya karena sering ketemu wartawan
Menipu rakyat dengan pemilu menjadi lumrah
Karena hanya penguasa yang boleh marah
Sedang rakyatnya hanya bisa pasrah

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Jangan tergesa-gesa mengadu kepada Allah
Karena Tuhan tak akan mengubah suatu kaum
Kecuali kaum itu sendiri mengubahnya

Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi,
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi, dengan diskusi
Tapi itulah selemah-lemahnya iman perjuangan

Pahlawan

Pahlawannya masih tertidur ?

Siapa sih sebenarnya pahlawan itu ?banyak orang bilang bahwa pahlawan itu adalah seseorng yang melakukan jasa-jasa patriotik terhadap nusa dan bangsa. Sepertinya gambaran pahlawan saat ini hanyalah sebagai dongeng pengantar tidur. Peringtan hari pahlawan hanya sebatas upacara bendera lalu tabur bunga di taman makam pahlawan.

Taman makam pahlawan yang setiap kali dikunjungi sekarang juga berisi jasad para veterabn pensiunan tentara nasional indonesia. Sementara perjuangan mereka melawan penjajah pun juga tidak jelas. Lalu mengapa mereka juga dimakamkan i taman makam pahlawan, kenapa tidak dimakamkan di tman makam tni, sehingga pemahaman kepahlawanan itu bisa diengerti oleh generasi sekarang. Sebagai contoh ketika merek melihat perjuangan jendral sudirman yang dalam keadaan apapun tetap menumbuhkan semangat juang kepada rakyat pada waktu itu. Hl inilh yang seharusnya dijadikan alat pemicu diri untuk menumbuhkan semangat kepahlawanan.

Lalu siapakah sosok phlawan sekarang? Apakah pahlawan hanyalah mereka yang telah berjuang mengusir penjajah? Apakah pahlawan hanyalah mereka yang sudah mengantarkan kita melewati pintu kemerdekaan? Apakah setelah itu sudah tidak ada lagi nama-nama yang bisa dimasukkan dalam daftar pahlawan indonesia? Siapa tokoh pahlawan masa kini yng namanya bisa dimasukkan di buku adik-adik sekolah dasar?

Bolehkah menyebut pak tani sebagai pahlawan? Yang dengan sabar menanami berhektar-hektar lahan tidur, meski ketika musim panen tiba, pemerinth justru mengimpor beras dari thailand! Bolehkah menyebut guru-guru honorer kita pahlawan? Yang dengan setia sudah membuat murid-muridnya melek huruf. Meski gajinya dibawah upah minimum regional.

Kita seperti kehilangan visi misi kepahlawanan, diawang-awang, mengambang. Lihat jalanan, lihat birokrasi yang tiap hari membuat peraturn yang tumpang tindih! Peraturan satu menabrak peraturan yang lain! Siapa yang peduli ketika hasil karya seniman kita justru dipatenkan di luar negri? Preman-preman ditangkapi< lalu mau dikemanakan? Apakah mereka tidak bisa disebut pahlawan? Karena mereka adalah ahlawan-pahlawan keluarga. Membiayai orang tua mereka yang renta dengan kepremanannya karena memang tidak ada lapangan kerja! Mengapa pemerintah tindakan tegas pemerintah tidk dibarengi dengan solusi konstruktif sehingga preman-preman hanya menjadi pahlawan kebablasan yang identik dengan kriminal! ( Kris )

Sekolah Kita

Asal-usul Sekolah

Di era digital sekarang ini, sekolah bisa kita jumpai di mana saja. Ada yang terlihat mentereng sampai tampak seperti hotel, ada yang reot karena jatah untuk memperbaiki gedungnya dikorup oleh pejabat yang konon katanya memperjuangkan nasib rakyat dan memprioritaskan pendidikan. Nah, lalu bagaimana sebenarnya awal munculnya sekolah?

Sepanjang sejarah,manusia sudah melakukan aktivita-aktivitas khusus yang memiliki persamaan dalam hal-hal tertentu dengan apa yang berlaku di sekolah-sekolah.

Pendidikan dahulu timbul dari praktek pemujaan dan pemerintahan. Dulu para pendeta merupakan pusat pembentukan guru sekolah. Orang –orang Mesir dan kasta-kasta yang berkuasa memadukan fungsi ulama dan raja yang berkuasa yan gkemudian menghailkan kurukulum inti modern, yaitu ‘art’.

Ada dua akar dalam pembentukan sekolah modern. Yang pertama adalah pengajaran yang dilakukan antar orang-orang yang sederajat. Hal inidilakaukan dengan menularkan kemampuan dan penemuannya kepada orang lain. Akar yang ke dua adalah munculnya ruang kelas dalam masyarakat Summer yang digunakan untuk menampung sekitar 30 orang anak. Hal ini membawa oran gpada spekulasi bahwa ukuran ruang kelas umum di zaman modern mungkin didasarkan atas ruang-ruang kelas dari batu merah dan arsitektur orng-orang Summer.

Sebenarnya, sekolah zaman dahulu hanya bersifat tutorial. Membaca, menulis dan berhitung bisa dilakukan sebagai pertimbangan sampingan.

Contoh sekolah pertama abad pertengahan adalah adanya kontrak antara seorang guru dengan beberapa orang tua untuk mengajar anak-anak remaja mereka selama 3-4 tahun. Peran guru dilakukan oleh kaum Sophist (ahli filsafat). Dan kaum sophist inilah guru bayaran pertama dalam sejarah. Tujuan mereka adalah menjadikan murid-murid mereka orang-orang yang berhasil.

Dari permulaan yang gersang ini, di zaman keemasan yunani, maka berkembanglah system-sistem sekolah di negara-negara jajahan Yunani yang dikembangkan oleh penaklukan Alexander di seluruh dunia. ( Source : Sekitar Eksistensi Sekolah )

REFLEKSI

Wahai kau yang muda, masihkah kau di sana??

Peringatan Hari sumpah pemuda yang akan segera kita jelang adalah hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indosesia. Namun sayangnya, semakin renta negri kita, semangat sumpah pemuda ini seperti sudah kehilangan apinya.

Jika kita lihat masa dulu, pemuda begitu jeli membaca kondisi bangsa. Ketika itu dengan hasrat mereka yang gemilang, mereka memerangi kolonialisme Belanda. Yang kemudian mereka bersatu dari berbagai daerah dan akhirnya mengikrarkan sumpah pemuda dengan gagah.

Jika kita lihat sekarang, pemuda terkhusus mahasiswa, seharusnya memiliki radar sensitive terhadap persoalan-persoalan yang ada di bangsa ini.

Namun entah ke mana tak karuan perginya mereka, sangat mungkin hal ini terjadi seiring mewabahnya penyakit apatisme-hedonisme yang menjangkiti pemuda beberapa tahun terakhir ini. Dan juga bisa dipastikan hal ini terjadi karena adanya penyeragaman berpikir oleh Negara lewat kurikulum dan hubungan belajar mengajar yang merupakan kebijakan mentri yang fasis pada saat itu.

Tugas pokok dalam peperangan pemuda di sector pemuda pada dasarnya adalah menjadikan organisasi pemuda sebagai basis perlawanan, bukan justru mengalihkannya sebagai tempat yang membuat kita merasa elit lantas melupakan apa tugas moral kita sebagai pemuda. ( Kris )

Sebelum kubur mengucap selamat datang

Aku mengucap selamat pagi pada hidup yang jelata

MERDEKA !!!

Pahlawan

Pahlawan Itu Ada di Mana-mana

Dalam Wikipedia Pahlawan diartikan seseorang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Di jaman penjajahan pahlawan-pahlawan itu terlihat begitu ada dan bagi kita itulah pahlawan sesungguhnya.

Di jaman modern, anak-anak lebih mengenal pahlawan di dunia fantasi. Seperti tadi saat saya bertanya tentang pahlawan anak-anak menyebutkan Spiderman, Batman, Catwoman dan sejenisnya. Walau beberapa juga menyebutkan nama pahlawan di uang lembaran.

Jika ditilik lebih jauh, pahlawan-pahlawan di jaman sekarang ada di mana-mana. Tak berbalut senjata atau hal yang menjadi kekaguman anak-anak dan kita semua. Bahkan sebagian kita terkadang tak mengenalnya! Meski sebenarnya ia begitu dekat!

Dimulai di pagi hari! Jika kau melewati jalanan, wanita-wanita tua berseragam oranye (umumnya) sedang membawa sapu dan membersihkan jalanan kota! Kota akan terlihat lebih indah dan asri. Kemudian beralih ke penjaja ilmu. Kita menyebutnya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Tak seberapa uang yang diperoleh (terutama guru di pelosok/bukan PNS). Namun mereka tetap setia berbagi ilmu pada anak-anak.

Di suatu sekolah , banyak sekali pahlawan-pahlawan sejati. Ada seorang ibu yang dengan sangat setia mendampingi anak autisnya. Seorang ibu single parent yang harus mencari uang mati-matian untuk menyekolahkan anaknya.

Belum lagi seorang guru yang sudah mapan namun harus membantu ekonomi orang tuanya. Perjuangan lain banyak sekali, pahlawan-pahlawan yang tak kita kenal yang terkadang kita kurang hargai!

Mengambil lirik lagu Pahlawan Mimpi Nidji

“Jadilah engkau Pahlawan Cinta yang mewujudkan cinta di dunia”

“Jadilah engkau Pahlawan Mimpi yang mewujudkan mimpi yang tertunda….”

Ya mulailah dari diri kita untuk menjadi pahlawan! Tak apa! Untuk diri sendiri!

Ayo kita kampanyekan “jadilah pahlawan bagi orang disekitar kita bukan hanya saat ini karena kebetulan hari pahlawan”.

Friday, October 30, 2009

PROFIL KITA

WR. SOEPRATMAN

WR. Supratman lahir tanggal 9 Maret 1903 beliau pengarang lagu "Indonesia Raya" dan pahlawan nasional. Saudara Soepratman berjumlah enam, lima laki-laki dan satu perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun, kemudianmelanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.Beberapa waktu lamanya ia bekerja pada sebuah perusahaan dagang.

Dari Makassar, ia pindah ke Bandung dan bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Pekerjaan itu tetap dilakukannya sewaktu sudah tinggal di Jakarta. Dalam pada itu ia mulai tertarik Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.Soepratman dipindahkan ke kota Sengkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi.

Sepulang dari Bandung, Soepratman memperoleh pelajaran musik dari kakak iparnya yaitu Willem van Eldik, sehingga pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu. Ketika tinggal di Jakarta, pada suatu kali ia membaca sebuah karangan dalam majalah Timbul. Penulis karangan itu menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.

Pada bulan Oktober 1928 di Jakarta dilangsungkan Kongres Pemuda II. Kongres itu melahirkan Sumpah Pemuda. Pada malam penutupan kongres, tanggal 28 Oktober 1928, Soepratman memperdengarkan lagu ciptaannya secara instrumental di depan peserta umum (secara intrumental dengan biola atas saran Soegondo berkaitan dengan kodisi dan situasi pada waktu itu, lihat Sugondo Djojopuspito). Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Apabila partai-partai politik mengadakan kongres, maka lagu Indonesia Raya selalu dinyanyikan. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.

Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Tetapi, pencipta lagu itu, Wage Roedolf Soepratman, tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan. ( Iin )

*Sumber : Wikipedia




PERNYATAAN SIKAP TERHADAP REPRESIFITAS APARAT KEPOLISIAN

PERNYATAAN SIKAP

REPRESIFITAS APARAT KEAMANAN DALAM AKSI IMM MALANG MENENTANG KENAIKAN GAJI MENTERI DAN PEJABAT NEGARA MERUPAKAN ANCAMAN BAGI DEMOKRATISASI DI INDONESIA

Tanggal 20 Oktober lalu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono resmi dilantik sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2009-2014. Pelantikan tersebut menandai kali kedua SBY berkuasa di Indonesia . Pelantikan tersebut diwarnai dengan berbagai aksi dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa di berbagai daerah. Penyikapan terhadap aksi-aksi menentang pelantikan SBY-Boediono bermacam-macam. Di Solo, misalnya, terjadi penangkapan massa-aksi mahasiswa tanpa prosedur yang jelas. Ironisnya, penangkapan tersebut terjadi ketika kawan-kawan belum menggelar aksi. Konkretnya, aparat keamanan menangkap hanya berdasar asumsi bahwa mahasiswa akan melakukan aksi. Selanjutnya aparat keamanan mengalami kesusahan dalam delik yang akan disangkakan.

Ironisnya, pada awal-awal kekuasaan SBY untuk kali kedua ini, represifitas aparat keamanan dalam menyikapi aksi unjuk rasa kian keras. Hal ini semakin menguatkan fakta bahwa rezim SBY merupakan rezim super body. Kekuasaan yang dibangun berdasarkan hegemoni dengan tidak adanya mekanisme check and balances (oleh rakyat) akan mengerucut pada rezim diktator. Lebih dalam, setelah 11 tahun reformasi yang tejadi sekarang adalah rekonsolidasi kaum Soehartonis dalam panggung politik nasional. Atau dengan kata lain, lahirlah rezim neo-orde baru. Rezim SBY selain identik dengan rezim “keruk cepat, jual murah”, juga dikenal dengan rezim yang anti-kritik.

Penggunaan pendekatan kekerasan pada aksi unjuk rasa merupakan preseden buruk bagi demokratisasi di Indonesia . Selain melanggar Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tahun 1948 tentang kebebasan mengemukakan pendapat, represifitas tersebut merupakan tanda dari bangkitnya kekuatan otoritarinisme. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh segenap elemen Bangsa Indonesia .

Peristiwa pembubaran aksi kawan-kawan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Malang dalam menentang kenaikan gaji menteri dan pejabat negara merupakan bukti-konkret tumbuhnya rezim neo-orde baru di Indonesia. Kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap kawan-kawan IMM Malang sangat disayangkan. Represifitas tertanggal 28 Oktober 2009, atau bertepatan dengan peringatan 81 tahun Sumpah Pemuda, patut mendapatkan porsi perhatian yang besar dari segenap elemen Bangsa Indonesia.

Dan dengan ini, Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Jawa Tengah periode 2008-2010 menyatakan:

1. Mengutuk keras represifitas aparat keamanan terhadap aksi IMM Malang menentang kenaikan gaji menteri dan pejabat negara,

2. Mendesak agar pelaku kekerasan dapat diproses secara hukum,

3. Mendesak kepada pihak Kepolisian agar menghentikan pendekatan kekerasan dalam menyikapi aksi-aksi unjuk rasa,

4. Menghimbau kepada seluruh Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah se-Jawa Tengah untuk melakukan aksi solidaritas,

Demikian pernyataan sikap ini kami buat. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan banyak terimakasih.

Semarang, 21 Oktober 2009



Tuesday, October 6, 2009

PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru)

PLPG masih ada kaitannya dengan program-program dari pemerintah dalam hal meningkatkan kualitas guru di negara ini.PLPG bisa dikatakan program lanjutan dari sertifikasi.PLPG ini ditujukan kepada guru-guru yang tidak lulus sertifikasi. Untuk pelaksanaan PLPG ini dari pemerintah memberikan kepercayaan kepada suatu universitas untuk menjalankan program ini. DI surakarta sendiri ada dua universitas yaitu UNS dan UMS. Ada kebanggan tersendiri bagi universitas yang dipercaya oleh pemerintah karena dianggap mampu menjalankan program ini.
Di UMS sendiri PLPG dilaksanakan dan bertempat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)

Tuesday, September 15, 2009

Tuesday, September 8, 2009

Agenda IMM KOM FKIP UMS

Agenda yang sudah dilaksanakan:
1. Baksos
Dilaksanakan di dusun Boto desa Tawengan Sambi Kabupaten Boyolali
Dilaksanakan pada hari sabtu 5 september 20009
Kegiatan dalam baksos

2. KASASI ( Kajian Organisasi )
Dilaksanakan Selasa, 27 Oktober 2009

3. KANTIN (Kajian Rutin)
Kajian Pendidikan "Analisis Mahasiswa dalam Problematika Pendidikan"

4. Diskusi Terbuka
Bedah Buku "Saya Berbelanja Maka Saya Ada"

5. HPT ( Himpunan Putusan Tarjih )

6. Sekolah Kader
Dengan Tema :
  1. Makna Islam
  2. Kandungan Islam
  3. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
  4. Sejarah Berdirinya IMM
7. Ruang IMMawati
Diskusi dengan tema :
  • Kenapa harus ada bidang IMMawati?
  • Makna Kebenaran

Agenda Terdekat
  1. Tadabbur Alam ( Akhir November )
  2. Bedah buku "Menggugat Pendidikan"
  3. HPT (Himpunan Putusan Tarjih)
  4. Kajian Bidang ( Sosmi )

Wednesday, July 22, 2009

Info Masa Ta'aruf (Masta)

Masa Ta'aruf (MASTa)FKIP dilaksanakan oleh IMM Kom. FKIP.
Pendaftaran dibuka sampai tanggal 8 Agustus 2009 di Gedung B Lantai 2 FKIP UMS jam 14.00 WIB.
Pembekalan Gelombang I tanggal 8 Agustus 2009 jam 15.30 WIB.
Syarat pembekalan:
1. Pakaian bebas tetapi sopan.
wanita : - Pakaian longgar
- Memakai jilbab
- Diusahakan memakai Rok
- Bukan pakaian adik
Laki-laki : - Menggunakan celana panjang, diusahakan bukan jeans
- Memakai baju atau kaos berkerah
2. Membawa alat tulis
3. Membawa kartu pendaftaran untuk pembagian kelas
4. On time ya!!

Pelaksanaan MASTA
Gelombang I : 10-11 Agustus 2009
Gelombang II : 13-14 Agustus 2009
Syarat :
1. Pakaian
wanita : a. Menggunakan Rok Hitam panjang tidak transparan
b. Menggunakan kemeja putih panjang tidak bermotif, longgar dan bukan pakaian adik.
c. Menggunakan ikat pinggang
d. Memakai sepatu pantofel warna hitam
e. kaos kaki putih
f. Jilbab putih tidak transparan
Laki-laki : a.Menggunakan celana Hitam panjang bukan jeans
b. Menggunakan kemeja putih panjang tidak bermotif, longgar dan bukan pakaian adik.
c. Menggunakan ikat pinggang
d. Memakai sepatu pantofel warna hitam
e. kaos kaki putih
2. Perlengkapan
a. membawa alat tulis
b. Kartu pendaftaran
3. Waktu
dimulai jam 06.00 WIB so dari rumah atau kost sarapan dulu ya!! coZ ada upacara pembukaannya nanti.

Oke Kawan2 mahasiswa . . selamat datang di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS,

Monday, June 1, 2009

Agenda IMM komisariat FKIP UMS

1.Trying Empowering Community (Budidaya Belut) Mulai tanggal 28 Mei 2009, serentak di Griya Fajr, Rumah Merah dan Gono Resident.
2.Kajian Fiqh setiap jumat jam 15.30 – selesai di Hall C
3.LKMO, Sabtu-Minggu (9-10/5) di Gemolong Sragen
4.Kajian Follow Up DAD
5.Mimbar bebas setiap hari seusai sholat Dzuhur

Profil Kita

Ki Hadjar Dewantara (Yogyakarta, 2 Mei 1889 – 26 April 1959)
adalah seorang tokoh pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.
Lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hajar mendirikan perguruan Taman Siswa yang memberikan kesempatan bagi para pribumi untuk bisa memperoleh pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tulisan Ki Hajar yang terkenal adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli : Als ik eens Nederlander was) yang pernah dimuat dalam surat kabar de Expres milik Douwes Dekker tahun 1913. Artikel tersebut ditulis dalam konteks rencana pemerintah Belanda untuk mengumpulkan sumbangan dari Indonesia.
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada 26 April 1959 dan dimakamkan di Wijayabrata, Yogyakarta. Tanggal lahirnya, (2 Mei) dijadikan Hari Pendidikan Nasional di Indonesia dan menjadi Bapak Pendidikan Indonesia. Nama Ki Hajar juga diabadikan sebagai nama kapal perang Indonesia "KRI Ki Hajar Dewantara". Selain itu, perguruan Taman Siswa yang ia dirikan telah memiliki sekolah dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Semboyan dalam pendidikan yang beliau pakai adalah "tut wuri handayani". Semboyan ini berasal dari ungkapan aslinya “ing ngarsa sungtulada (di depan memberi teladan) ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untuk berprakarsa), tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan),. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan kita.
Bangsa ini perlu mewarisi buah pemikirannya tentang tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsa secara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat, kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta harus didasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi

By : Abie ‘07

resensi buku

Judul buku : Pendidikan yang memerdekakan siswa
Penulis: Ign. Gatut Saksono
Penerbit : Rumah Belajar Yabinkas, ceetakan I, Oktober 2008
Tebal : X +153 halaman

PENDIDIKAN telah bergeser dari cita-cita semula yang telah yang diamanatkan oleh konstitusi untuk mencerdaskan bangsa. Ia semata-mata untuk menyiapkan siswa untuk terjun ke dalam “pasar”. Itu pun sulit dicapai, pendidikan gagal menjadikan anak yang handal, manpu bersaing masuk pasar bebas.
Mau dikemanakah anak didik kita?
Buku ini hadir dengan menyumbangkan wacana dari para ahli dan pemikir pendidikan seperti Ivan Illich, Paulo Freire, Ki hadjar Dewantara, Mangunwijaya, Ahmad Dahlan, dll. Kami berharap kehadiran buk ini kan disambut oleh para pelaku dan peduli pendidikan di tanah air.

Dengan melihat kondisi pendidikan yang carut-marut, buku ini merupakan salah satu ungkapan kegelisahan yang merupakan wujud rasa kepedulian terhadap kondisi pendidikan Indonesia. Buku ini di kemas kreatif dan menawan dengan berbagai gambaran tentang pendidikan MERDEKA yang ditawarkan oleh pemikir-pemikir pendidikan yang tidak diragukan lagi eksistensinya. Ruh buku ini juga terasa dengan design cover yang yang mampu memperlihatkan kesesuaian dengan isinya. Bahasa yang digunakan juga merupakan bahasa yang masih kental dengan kehidupan kita sehari-hari dan dengan diksi yang cocok. Selain itu juga di terbitkan dengan tahun yang tidak terlalu lama sehingga relevansinya tidak perlu di pertanyakan.

By : Arbie

zona campuss

Tidak dapat ruang ujian
Mahasiswa PGSD kelas F angkatan 2008 tidak mendapatkan ruang ujian. Hal ini terjadi Rabu (22/4) dan Jum’at (24/4). Mereka harus mencari ruangan lain dan itu menyita waktu ujian mereka. “Kelas F mengalami dua kali ganti kartu ujian dan dua kali tidak dapat ruangan, konsentrasi saya buyar dan capek mencari ruangan” kata seorang mahasiswa kelas F yang tidak mau disebutkan namanya.
Popo Fauzan selaku pimpina BAA ditemui reporter akademia di kantornya Selasa (28/4), mengatakan bahwa kekacauan ini karena pihak BAA terjadi miss communication dengan kaprodi masing-masing jurusan. “Saya menyadari kekacauan ini, pembuatan kartu ujian yang berkaitan dengan KRS, juga data dari kaprodi masing-masing jurusan yang tidak akurat tentang pembagian kelas” ungkapnya. Menurutnya PGSD adalah program studi baru yang manajemennya belum tertata sempurna, pihak BAA mengalami kewalahan menangani PGSD dengan jumlah mahasiswa banyak sementara ruangan tidak ada. Popo berharap tidak terjadi penambahan jumlah mahasiswa pada angkatan berikutnya dan BAA berjanji kejadian tidak mendapat ruang ujian tidak akan terjadi lagi. Ketika ditanya perihal semakin mahalnya biaya operasional PGSD tahun ajaran baru, ia mengatakan kalau itu permintaan pasar (banyak peminatnya. Red) sehingga dinaikkan. (Dwi Mus&si)

IMM wall


Aksi hardiknas : mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Peduli pendidikan Indonesia (GAPPI) mengadakan aksi memperingati Hardiknas di Gladak Solo Sabtu (2/5). Aksi ini bertujuan untuk mengkritisi pendidikan saat ini yang dinilai telah melenceng dari cita-cita bangsa. Aksi ini diikuti oleh beberapa Gerakan Mahasiswa, salah satunya IKatan Mahasiswa (IMM) Solo.





Tuesday, March 31, 2009

ZonA campuss

PemiLwa
Pemilwa yang rencananya dilaksanakan tanggal 5 Maret 2009 tenyata diundur karena KPU baru dibentuk pada tanggal 4 Maret 2009 kemerin dengan ShobariL(FG:Sebagai Ketua), dan 4 anggotanya yaitu: Bowo(FT), Minten(FAI), Asep(FE), Syaiful(FKIP), Sedang DPM U yang dalam UU Pemilwa bertugas membuat Panwaslu masih dalam proses pembentukan. Ketua KPU yang kemarin dikonfirmasi mengatakan “Rencanaya tanggal 10 Maret nanti akan mengadakan rapat lagi dan akan menentuksn teknis PemiLwa, tapi mungkin jika teman-teman mahasiswa belum massif mungkin akan diundur lagi”
Sedang Partai Mahasiswa yang sampai sekarang sudah di-SK-kan adalah PSS(Partai Sembilan Setengah) dan Mentari. Namun dalam UU Pemilwa juga disebutkan bahwa mahasiswa boleh mencalonkan menjadi presiden mahasiswa dengan ketentuan memperoleh dukungan min 80 Mahasiswa seperti yang tercantum dalam BAB IV Pasal 13. Semoga Pemilwa ini menjadi tonggak perubahan gerakan mahasiswa yang selama ini dapat dibilang stagnant. Amien!!(Dwi Putri^-^)

Profil Kita

Tan Malaka Pejuang yang dilupakan
Salam Perjuangan Teman-teman Mahasiswa,pada edisi kali ini kita akan memperkenalkan tokoh yang mungkin asing dibenak teman-teman semua yaitu beliau Tan Malaka.
Tan Malaka nama–lengkapnya Ibrahim Datuk Tan Malaka—menurut keturunannya ia termasuk suku bangsa Minangkabau. Pada tanggal 2 Juni 1897 di desa Pandan Gadang –Sumatra Barat—Tan Malaka dilahirkan. Ia termasuk salah seorang tokoh bangsa yang sangat luar biasa, bahkan dapat dikatakan sejajar dengan tokoh-tokoh nasional yang membawa bangsa Indonesia sampai saat kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Moh.Yamin dan lain-lain.
Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini telah banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang orisinil, berbobot dan brilian hingga berperan besar dalam sejarah perjaungan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia mendapat julukan tokoh revolusioner yang legendaris.
Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Syarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.
Ciri khas gagasan Tan Malaka adalah: (1) Dibentuk dengan cara berpikir ilmiah berdasarkan ilmu bukti, (2) Bersifat Indonesia sentris, (3) Futuristik dan (4) Mandiri, konsekwen serta konsisten. Tan Malaka menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam sekitar 27 buku, brosur dan ratusan artikel di berbagai surat kabar terbitan Hindia Belanda. Karya besarnya “MADILOG” mengajak dan memperkenalkan kepada bangsa Indonesia cara berpikir ilmiah bukan berpikir secara kaji atau hafalan, bukan secara “Text book thinking”, atau bukan dogmatis dan bukan doktriner.
Demikian sedikit sepenggalan profil kita kali ini,rasanya tidak akan cukup bila dituangkan semua disini, semoga kita semua dapat belajar dari perjuangan Tan Malaka untuk menuju sebuah perubahan. Sekian, Abadi Perjuangan....!!!!!!

Artikta (Artikel Kita)

Pendidikan dan Neoliberalisme
*IMMawan ShobariL YuLiadi

Nampaknya bagi kita saat ini memperbincangkan persoalan neoliberalisme adalah suatu hal yang lucu. Karena memang pola fikir sebagian besar bangsa ini telah terkontaminasi oleh pola-pola neoliberalisme. Sehingga sebuah ancaman besar yang sudah dekat masih dianggap sebagi sebuah guyonan belaka.
Neoliberaliseme telah menginspirasi, mempengaruhi dan membentuk pribadi, norma dan budaya baru bagi bangsa peniru. Neoliberalisme menanamkan mitos kepada kita bahwa kapitalisme adalah satu-satunya jalan keluar dari masalah kesulitan perekonomian. Neoliberalisme secara perlahan meracuni kita, berupa pemahaman dimana keuntungan berada di atas segalanya. Manusia diberi harapan, diarahkan, dipengaruhi, motifnya hanya mencari untung(opportunis) di atas dimensi lain kehidupan manusia.
Salah satu falsafah neoliberalisme adalah mengupayakan pengurangan (jika perlu pengahapusan) anggaran negara (APBN) untuk pelayanan publik, salah satunya adalah pendidikan. Menurut paradigma neolib, pemerintah dirasa tidak perlu campur tangan dalam usaha mencerdaskan bangsa. Penyelengaraan pendidikan harus sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme pasar. Dengan demikian kaum kapitalis pemilik modal dapat mengkomersialisasikan sektor pendidikan yang sangat potensial. Komersialisasi pendidikan jelas akan merusak martabat pendidikan. Paradigma pendidikan kritis akan tergantikan dengan paradigma pendidikan ekonomis. Seluruh proses pembelajaran melulu bertujuan demi kompetensi ekonomis. Standarisasi kurikulum, sertifikasi kelulusan, kenaikan angka akademik, dan kriteria evaluasi pendidikan diletakkan dalam kerangka kompetensi ekonomis.
Celakanya Pemerintah (penguasa) Indonesia saat ini telah masuk dalam sebuah pusaran besar, Pusaran Neoliberalisme..!!! Pendidikan yang notabene-nya bukan sektor ekonomi dipaksakan menjadi sebuah komoditas ekonomi. Undang–undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) misalnya, dari substansinya saja jelas pemerintah ingin cuci tangan atas pembiayaan penyelengaraan pendidikan bagi rakyatnya. BHP memungkinkan lembaga pendidikan bermetamorfosis menjadi toko-toko ijasah. Bagi mereka yang punya uang dipersilahkan membeli dan bagi mereka yang tidak punya uang, mohon maaf!. Padahal dalam Undang-undang Dasar (UUD) jelas, pemerintah berkewajiban mencerdaskan bangsa.
Dalam era Globalisasi kapitalisme ini sepertinya pendidikan dihadapkan tantangan besar. Yaitu bagaimana mengkaitkan konteks dan substansinya dalam memahami globalisasi secara kritis. Kita harus mengembalikan pendidikan dalam paradigma kritis, mempunyai visi yang jelas terkait keberpihakannya terhadap kaum marginal sebagai sarana counter hegemoni atas dominasi penguasa.
Pendidikan telah masuk pusaran neoliberalisme, kapan sektor kesehatan menyusul?

*Penulis adalah mahasiswa Fak. Geografi UMS semester VI sekaligus Kabid. Kader IMM Kom. FG

Semarak Milad IMM Ke-45

“Perkuat Militansi Ikatan Menuju pencerahan”

Let join With Us!!!
Kini saatnya kita beraksi dan unjuk kreatifitas diri!

FOR PUBLIK :
Nonton FiLm bareng anak2 TPA AL-Huda. 8 Maret ‘09. Jam 08.00 Di Gedung B.1.4
BAZAR BUKU (10-14 Maret ‘09)
LOMBA MENULIS ARTIKEL. Tema “PENDIDIKAN YANG KITA IMPIKAN”. Panjang tulisan ± 3000 karakter. Dikumpulkan Max. 13 Maret ’09 Di IMM Kom. FKIP
Penghargaan:
A. Sertifikat
B. Menjadi member “Taman Wacana Clubs” (Partner Bidang Ke-Ilmuan dalam pembuatan buletin N mading)
LOMBA MENULIS SURAT. 12 Maret ’09 Jam 15.30 Di Gedung B.1.4*
SARASEHAN BERSAMA IMM & UKM. DISKUSI dengan Tema “NEO-LIBERALISME DALAM PENDIDIKAN. 21 Maret ‘09 JAM 09.00 DI HALL C”

Suppoted by: IMM kom. FKIP
CP Acara: Abi 085221302389
*Bagi Kader IMM

Wajah Pendidikan Kita

Inilah saatnya kita merenungkan kembali tentang dunia pendidikan kita. Secara Filosofis pendidikan bertujuan untuk mendorong kebebasan pemikiran terhadap apa yang disebut sebagai kebenaran, berdimensi moral dan mendorong seseorang untuk menemukan jati diri kemanusiaanya. Dalam konteks negara berkembang terutama negara-negara korban kolonialisme pendidikan tidak hanya sekedar bertujuan seperti yang disebutkan diatas namun pendidikan juga berperan mendorong tumbuhnya kemandirian sebagai sebuah bangsa dalam konteks ekonomi, budaya, teknologi dan keilmuan. Pendidikan juga merupakan alat mobilisasi sosial bagi golongan miskin yang terpinggirkan. Oleh karena itulah pendidikan mempunyai peran penting dan menjadi salah satu kewajiban negara untuk memenuhinya. Hak warga negara untuk memperoleh pendidikan tersebut dijamin oleh konstitusi sebagaimana disebut dalam Undang-undang dasar 1945, yang mengharuskan negara memenuhi kewajiban untuk menjamin setiap warga negara mendapatkan pendidikan. Kewajiban tersebut diturunkan dalam kebijakan anggaran negara (APBN), dengan patokan 20% dari total APBN harus dialokasikan untuk membiayai pendidikan dari tingkat dasar sampai pendidikan tinggi. Namun ironisnya pemerintahan pasca reformasi tidak juga melaksanakan amanah konstitusi ini, hal ini terbukti dengan realisasi anggaran pendidikan dari beberapa rezim sejak Habibi sampai SBY yang tidak pernah pernah mencapai 20% dari total anggaran pemerintah. Hal ini disebabkan karena rumus Washington Concensus benar-benar dipatuhi oleh elit pemerintahan negeri ini. Resep seperti privatisasi, deregulasi dan pengurangan subsidi, dijalankan dengan seksama bahkan pada hal yang paling detail sekalipun. Akibatnya pengeluaran APBN untuk memenuhi kebutuhan sosial termasuk pendidikan dianaktirikan dibandingkan dengan alokasi untuk infrastruktur maupun faktor penunjang pertumbuhan ekonomi yang lain. Paradoksnya, hampir setiap tahun anggaran negara harus terkuras untuk membayar cicilan pokok dan bunga utang yang mencapai 30% dari total anggaran. Beban utang yang menumpuk tersebut telah mengakibatkan net negative transfer dimana utang baru jumlahnya selalu lebih kecil dari beban utang yang harus dibayar setiap tahun. Bukankah hal ini lebih problematis dan tidak realistis dari 20% anggaran untuk pendidikan yang memang diperuntukkan untuk mencerdaskan anak bangsa?(aaN)

Istimewanya Wanita

Istimewanya Wanita...

saduran dari sebuah blog...
ISTIMEWANYA WANITA

Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat
saja peraturan dibawah ini :
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.
2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.
3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi)
kurang berbanding lelaki.
4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.
5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.
6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat pada isterinya.
7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.
8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.
9. Dll.
Itu sebabnya mereka (kaum feminis) tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN WANITA ".
Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)?
1. Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.
2. Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?
3. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu / wajib juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak?
4. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena melahirkan adalah syahid dan surga menantinya?
5. Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara lelakinya.
6. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu : sembahyang 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan menjaga kehormatannya.
7. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara bagi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita .... kan?
Ingat firman Nya, bahwa mereka tidak akan berhenti melakukan segala upaya, sampai kita ikut /tunduk kepada cara-cara / peraturan buatan mereka. Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, yang menciptakan kita, maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala hukumnya/peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan dengan segala peraturan/hukum buatan manusia.

Tuesday, March 3, 2009

Profil kita


Profil Kita
Salam Perjuangan…..!!!!! Hidup Mahasiswa
IMMawan dan IMMawati pembaca Akademia, dalam cetakan perdana bulletin Akademia kali ini kita akan berkenalan dengan ketua umum IMM Komisariat FKIP Periode 2008/2009, beliau bernama Danang Prasetya, beliau dilahirkan di Boyolali pada tanggal 13 Januari 1989, Visi beliau dalam kepemimpinanya kali ini adalah Terwujudnya Gerakan Tajdid IMM sebagai Gerakan Pencerahan (enlightenment movement). Dan salah satu misi beliau adalah Multi cultural studies dan long live education.
Membongkar kejahatan neoliberalisme dalam pendidikan (liberalisasi dan komersialaisasi) dan penguatan pendidikan popular dalam membangun kesadaran kritis transformative menuju perubahan social. Hal ini sebagai gerakan alternative/counter hegemoni antithesis resistensi dominasi kapitalisme global merupakan fokus gerakan ke depan IMM FKIP UMS.
Pesan: Bersatu dan berjuanglah rakyat dan yakinlah rakyat pasti menang, penindas akan binasa. Common enemy kita adalah kekerasan invisible hand neolib.
BHP agenda neoliberalisme kawan! Kaji dan telaah BHP sebagai bukti kita adalah Mahasiswa. Hidup rakyat, hidup mahasiswa. Sejarah perjuangan kelas antagonis, proletar dan borjuis. Tidak ada filantropi penguasa, yang ada perjuangan kelas.Semangat.
Nuwun,…. Abadi Perjuangan!

Pemira

Tanggal 5 Maret 2009 nanti adalah momen besar bagi mahasiswa UMS. Pemilihan tampuk pimpinan atau lebih dikenal pergantian presiden mahasiswa UMS menjadi sebuah penantian kita bersama. Partai Asmara yang sudah dideklarasikan pada tanggal 17 Januari 2009 di gedung J kemarin, akan ikut aktif di dalamnya. Tidak ketinggalan partai-partai lain yang akan maju dalam bursa Pemira adalah PAM(Partai Amanat Mahasiswa), PSS(Partai Sembilan Setengah), Partai Polos, Partai Pelangi, dan beberapa partai yang belum dideklarasikan. Siapa yang akan memimpin kita nanti?

Resensi buku "Kekuasaan & Pendidikan (Suatu Tinjauan dari Perspektif Studi Kultural)



Judul: Kekuasaan & Pendidikan (Suatu Tinjauan dari Perpektif Studi Kultural)
Penulis: Prof. H.A.R. Tilaar
Penerbit: Indonesia Tera Magelang
Tahun: 2003
Karya yang ditulis oleh beliau merupakan gambaran tentang keterkaitan antara pendidikan dan kekuasaan.
Prolog karya ini, penulis menyajikan mengenai "kekuasaan dan pendidikan, permasalahan penting dalam pendidikan nasional".
Permulaan bab, beliau memulai dengan menjelaskan sejara rinci mengenai pendidikan dalam perspektif studi kultural. Dari sejarah, pengembangan global (The New Left Movement, neo marxisme) dan nasional (Ki Hadjar Dewantara dan Soedjatmoko), dan manifesto tentang studi kultural, sekaligus menjelaskan studi kultural dalam pedagogik kritis transformatif.
Bab selanjutnya, beliau mulai menjelaskan hubungan kekuasaan dan pendidikan, dengan menjelaskan epistemologi kekuasaan, konsep-konsep kekuasaan (baik dari teori hegemoni Gramsci, nihilisme Nietzsche, sampai Posmodernisme Focoult). Kekuasaan bukan hanya pada rezim fasis tetapi telah "menggurita" dalam dunia kebudayaan dan pendidikan, dimana proses pendidikan ternyata sering kali digunakan untuk memperkuat atau melanggengkan struktur kekuasaan dan mempertahankan ideologi dan hegemoni negara. Beberapa permasalahan yang berkaitan erat dengan pendidikan berdasarkan kekuasaan: 1) Domestifikasi dan stupidifikasi; 2) Indroktinasi; 3) Dehumanisasi; 4) Disintegrasi dan capital culture.
Kemudian penulis membahas tentang Pendidikan Multikultural dan Globalisasi. Beliau menjelaskan untuk membangun masyarakat Indonesia baru, yaitu masyarakat yang sejahtera dan demokratis, maka pendidikan multikultural menempati posisi sentral dalam pembinaan generasi Indonesia baru; yang mencakup tentang identitas bangsa, kebudayaan nasional, hak asasi manusia, maupun pendidikan naisonal yang didasarkan pada moral pancasila. Dan menjelaskan Globalisasi, neoliberalisme adalah sumber kekuasaan baru dalam pendidikan.
Sebagai epilog, beliau membahas pandangan kritis tentang jalan ketiga Giddens. Terakhir beliau melampirkan beberapa artikel tentang manajemen pendidikan, pengembangan Pendidikan Tinggi, dan Konstruksi Revolusi Pendidikan. Sekaligus memberi pernyataan bahwa gerakan mahasiswa untuk pembaruan mempunyain dampak positif yang sangat luas dalam pendidikan, kebudayaan, dan kehidupan politik masyarakat.

Privatisasi Pendidikan : Agenda Neoliberalisme di Indonesia

Pembukaan UUD 1945 alinea ke-empat salah satunya menjelaskan : bahwa Negara melalui pemerintah untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada dasarnya bangsa Indonesia mempunyai cita-cita dalam mengisi kemerdekaan itu melalui muatan konstitusi yang agung, yaitu dengan visi di berbagai sector kesejahteraan rakyat, dan salah satunya adalah sector pendidikan. Manifesto di atas adalah bertujuan agar supaya public dapat mengaksesnya tanpa adanya stratifikasi social dalam bangunan bangsa yang merdeka. Akan pada tanggal 18 Desember 2008 pemerintah Indonesia melalui DPR-RI telah mensahkan Undang-Undang Badan HUkum Penddidikan (UU BHP). Bagaimana respon masyarakat menanggapi kebijakan regulasi tersebut, khususnya mahasiswa?

Klasifikasi UU BHP
Pada dasarnya Undang-Undang BAdan HUkum Pendidikan ini lahir karena derivate UU SISDIKNAS, secara hirarki hokum sebenarnya di bawah regulasi tidak perlu adanya regulasi lagi yang berkaitan, akan tetapi cukup dengan Peratuan Pemerintah, Keputusan Pemerintah, dan atau Peraturan Menteri yang berkaitan. Lalu ada apa dengan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan ini? Bagaimana relevansinya dengan cita-cita konstitusi? Dalam konteks ini sudah ada ti9ndakan pemerintah yang inkonstitusional karena adanya pelepasan tanggung jawab pemerintah dan adanya komersialisai di sector pendidikan. Dalam hal ini ada yang dikorbankan dan lagi-lagi adalah kaum marjinal.(lihat; UU BHP pasal 40, 41, 44, 45)

Pendidikan Dijadikan Komoditi
Gagasan filosofis liberalism salah satunya adalah privatisasi dan deregulasi. Ada empat belas lebih Badan Usaha Milik Negara yang sudah diprivatisasi asing dan yang masih diincar adalah sector pendidikan, melalui produk regulasi, yaitu UU BHP. Dalam konteks komoditas Undang-Undang No 27/2007 tetang penanaman modal pada bab 4 pasal 5 ayat 1 sampai 3 (lihat; UU 27/2007). Proses kapitalisme pendidikan dipertajam dengan penjelasan UU BHP pasal 4 ayat 1, pasal 37, 38, 42, 43, 46. Dalam konteks ini karakteristik neoliberalisme sudah dapat dibaca secara jelas terarah dengan adanya produk regulasi yang saling berkaitan secara deterministic dan tentunya dengan pendekatan liberalisasi ekonomi.

Posisi pemerintah
Melihat hasil bangunan kebijakan public Pemerintah Indonesia pasca runtuhnya rezim orde baru tidaklah memberikan perubahan yang signifikan secara strategis. Karena ketegasan dalam mengemban amanah dari cita-cita konstitusi itu tidaklah serius. Banyak sector-sektor yang sudah tidak dapat dipertahankan oleh pemerintah sehingga semakin luas swastanisasi di berbagai sector dari mulai pertambangan (minyak, gas, mineral), telekomunikasi, BUMN, dan salah satunya pendidikan. Kekayaan yang dimiliki seharusnya dapat menambah anggaran public dalam pos APBN demi mensejahterakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hal ini Indonesia memerlukan sosok kepemimpinan yang berkarakter pro terhadap rakyat dan visioner demi mengisi kemerdekaan yang sudah diperjuangkan oleh para pendahulu bangsa ini.
*Penulis adalah Menteri Luar Negri BEM UMS

Sunday, March 1, 2009

Kata-kata Mutiara

Kata-kata Mutiara
Karena kebodohan, kita membuat kesalahan, dan dari kesalahan kita belajar (anonym)
Jika berencana untuk satu tahun, tanamlah padi. Jika berencana untuk sepuluh tahun, tanamlah pohon. Namun jika berencana untuk seratus tahun, didiklah generasi penerus (confusius)

Pelajarilah semesta ini, jangan merasa kecewa jika dunia tak mengenalmu, tetapi kecewalah jika anda tidak mengenal dunia (kong fu tse)

Kita dihadapkan pada sebuah fakta paradoksal, bahwa pendidikan menjadi salah satu kendala utama bagi usaha mencapai kecerdasan serta kebebasan berfikir (Bertrand Russell, 1872-1970)

Kenalilah dirimu dan kenalilah musuhmudan kau dapat bertempur dalam seratuspertempuran tanpa terkalahkan (Sun Tzu)

Friday, February 13, 2009

Salam Perjuangan Rekan-Rekan Semua

Kami tunggu artikel, tulisan, opini dsb rekan-rekan semua.
Silahkan kirimkan tulisan temen-temen semua ke e-mail: akademia _fkip@plasa.com
Atau ke IMM Kom. FKIP UMS di Gedung B Lantai 2 UMS.
Atau Calling ke 085467755606