Thursday, March 11, 2010

Sejarah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

" Bismillahirrohmanirrohim "
Sejarah
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Sejarah Berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan bagian dari AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) yang merupakan organisasi otonom dibawah Muhammadiyah.

Sesungguhnya ada dua faktor integral yang melandasi kalahiran, yaitu faktor intern dan fakor ekstern. Faktor Intern Dimaksudkan yaitu faktor yang terdapat didalam Diri Muhammadiyah itu sendiri, sedangkan fakor ekstern adalah faktor yang berawal dari luar Muhammadiyah, khususnya umat Islami Indonesia dan pada umumnya adalah seluruh umat dunia.

FAKTOR INTERN, sebenarnya lebih dominan dalam bentuk motivasi idealismse, yaitu motif untuk mengembangkan ideologi Muhammadiyah, yaitu faham dan cita cita Muhammadiyah bahwa Muhammadiyah pada hakekatnya adalah sebuah wadah oraganisasi yang punya cita-cita atau tujuan yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam , sehingga terwujud masyarakat Utama, adil dan makmur yang diridloi oleh Allah SWT. Hal ini termaktub dalam AD Muhammadiyah Bab II pasal 3. dan dalam merefleksikan cita-citanya ini, Muhammadiyah mau tidak mau harus bersinggungan dengan masyarakat bawah (jelata) atau masyarakat heterogen. Ada masyarakat petani, pedagang, peternakan dan masyarakat padat karya dan ada masyarakat administratif dan lain sebagainya yang juga termasuk didalamnya masyarakat kampus atau intelektual yaitu Masyarakat Mahasiswa.Persinggungan Muhammadiyah dalam maksud dan tuiuannya, terutama terhadap masyarakat mahasiswa, secara teknisnya bukan secara langsung terjun mendakwahi dan mempengaruhi mahasiswa yang berarti orang-orang Mahasiswa, khususnya para mubalighnya ya langsung terjun ke mahasiswa. Tapi
Anggapan Muhammadiyah tersebut lahir pada saat-saat Muhammadiyah bermuktamar ke-25 di Jakarta pada tahun 1936 Yang pada saat itu dihembuskan pula cita-cita besar Muhammadiyah untuk mendirikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan pada saat itu pula Pimpinan Pusat (PP) Yang dipegang oleh KH. Hisyam (periode 1933-1937). Dan pada dikatakan bahwa anggapan dan pemikiran mengenai perlunya menghirnpun mahasiswa Yang sehaluan dengan Muhammadiyah yaitu sejak konggres ke-25 tersebut.

Pada perkembangan keberadaan mereka merasa perlu adanya perkumpulan khusus mahasiswa Yang secara khusus anggotanya terdiri dari mahasiswa Islam. Alternatif yang mereka pilih yaitu bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). bahkan ada image waktu itu yang menyatakan bahwa HMI adalah anak Muhammadiyah Yang diberi tugas khusus untuk membawa mahasiswa dalam misi dan visi yang dimiliki oleh Muhammadiyah, karena waktu itu ditubuh HMI sendiri dipegang oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah yang secara aktif mengelola HMI.

Pada waktu itu Muhammadiyah secara kelembagaan turut mengeloia HMI baik dari segi moral ataupun material. Disinilah sekali lagi bukan.HMI yang turut menelorkan tokoh-tokoh Muhammadiyah tapi sebaliknya bahwa Muhammadiyah yang dulu ikut aktif membesarkan HMI. Mengapa hal itu dilakukan รข?¦.? Jawabannya seperti dikemukakan diatas, yaitu bahwa HMI diharapkan akan tetap konsisten dengan faham keagamaan Yang diilhami oleh Muhammadiyah. Namun pada perkermbangannya dahulu mengalami perubahan-perubahan khususnya yang mewarnai tubuh HMI aliran-aliran Asy'ariyah (cenderung menghidupkan kembali sunnah-sunnah rosul), aliran syi'ah (Yang cenderung mengkultuskan syaidina Ali bin Abi Tholib r.a), Mu'tazilah, nasionalisme, sekularisme, pluralisme lainnya. Sementara dalam Muhammadiyah tidaklah independensi Muhammadiyah ditekankan pada berpendapat namun masib dalam konteks wacana islam masih tetap berideologi Al-quran dan As-sunnah dalam Muhammadiyah tidak mengenal madzab-madzab yang ada seperti madzab Syafi`I, Hambali dan Maliki.

Pada tanggal 18 Nofember 1955 keinginan Muhammadiyah untuk mendirikan PTM ini PP Muhammadiyah melalui struktur kepemimpinannya membentuk departemen pelajar dan mahasiswa yang menampung aspirasi aktif dari para pelajar dan mahasiswa.
Maka pada saat Muktamar Pemuda Muhammadiyah pertama di Palembang tahun 1956 didalam keputusannya menetapkan langkah kedepan Pemuda Muhammadiyah tahun 1956-1959 dan dalam langkah ini ditetapkan pula usaha untuk menghimpun pelajar dan mahasiswa Muhammadiyah agar kelak menjadi pemuda Muhammadiyah atau warga Muhammadiyah yang mampu mengemban amanah.

Menjelang Muktamar Muhammadiyah setengah abad di Jakarta tahun 1962 mengadakan kongres Mhasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta dan dari kongres ini semakin santer upaya para tokoh Pemuda untuk melepaskan Departemen Kemahasiswaan untuk berdiri sendiri. Pada 15 Desember 1963 mulai diadakan pejajagan dengan didirikannya Dakwah mahasiswa yang dikoordinir oleh : Ir. Margono, Dr. Sudibjo Markoes dan Drs. Rosyad Saleh. Ide pembentukan ini berasal dari Drs. Moh. Djazman yang waktu itu sebagai Sekretaris PP Pemuda Muhammadiyah. Dan sementara itu desakan agar segera membentuk organisasi khusus mahasiswa dari berbagai kota seperti Jakarta dengan Nurwijo Sarjono MZ. Suherman, M. yasin, Sutrisno Muhdam, PP Pemuda Muhammadiyah dll-nya.

Akhirnya dengan restu PP Muhammadiyah waktu itu diketuai oleh H.A. Badawi, dengan penuh bijaksana dan kearifan mendirikan organisasi yang khusus untuk Mahasiswa Muhammadiyah yang diketuai oleh Drs. Moh. Djazman sebagai koordinator dengan anggota M. Husni Thamrin, A. Rosyad Saleh, Soedibjo Markoes, Moh. Arief dll.

Jadi Pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan pencetus nama IMM adalah Drs. Moh. Djazman Al-kindi yang juga merupakan koordinator dan sekaligus ketua pertama. Muktamar IMM yang pertama pada 1-5 Mei 1965 di kota Barat, Solo dengan menghasilkan deklarasi yang dibawah ini:
 IMM adalah gerakan Mahasiswa Islam.
 Kepribadian Muhammadiyah adalah Landasan perjuangan IMM
 Fungsi IMM adalah sebagai eksponen mahasiswa dalam Muhammadiyah (sebagai stabilisator dan dinamisator).
 Ilmu adalah amaliah dan amal adalah Ilmiah IMM.
 IMM adalah organisasi yang syah-mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan dan falsafah negara yang berlaku.
 Amal IMM dilakukan dan dibaktikan untuk kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Selanjutnya yang juga termasuk faktor intem dalam melahirkan IMM adanya motivasi atis dikalangan keluarga Muhammadiyah. Dalam upaya mewujudkan maksud dan tujuan Muhammadiyah baik yang berada di struktural ataupun diluar dan simpatisan, baik yang berekonomi atas, menengah ataupun bawah harus dapat memahami dan mengetahui Muhammadiyah secara general ataupun secara spesifik sehingga tidak muncul kader-kader Muhammadiyah yang radikal (berwawasan sempit). Penegasan motivasi etis ini sebenarnya merupakan interpretasi (pemahaman) dari firman Allah SWT. dalam QS. Al-Imran:104 dan diharapkan kader-kader Muhammadiyah yang khusunya IMM dapat merealisaasikan motivasi etis diantaranya dengan melakukan dakwah amar ma`ruf nahi munkar, Fastabiqul Khoirot (berlomba-lomba dalam kebajikan dan demi kebaikan.

FAKTOR EKSTERN, yaitu sebagaimana Yang tersebut diatas baik Yang terjadi ditubuh umat Islam sendiri ataupun yang terjadi didalam sejarah pergolakan bangsa Indonesia. Yang terjadi dimasyarakat Indonesia pada zaman dahulu hingga sekarang adalah sama saja, yaitu kebanyakan mereka masih mengutamakan budaya nenek moyang yang mencerminkan aktifitas sekritistik dan bahkan anemistik yang bertolak belakang dengan ajaran Islam murni khususnya dan tidak lagi sesuai dengan Perkembangan zaman.

Pergolakan OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) atau Organisasi Mahasiswa periode 50 sampai 65-'an terlihat menemui jalan buntu untuk mempertahankan indpendensi mereka dan partisipasi aktif dalam pasca Proklamasi (era kemerdekaan) RI. hal ini terlihat sejak pasca Konggres Mahasiswa Indonesia pada 8 Juli 1947 di Malang Jawa Timur, yang terdiri dari HMI, PMKRI, PMU, PMY, PMJ, PMKH, MMM, SMI, yang kemudian berfusi (bergabung) menjadi PPMI (Perserikatan Perhimpunan-perhimpunan Mahasiswa Indonesia). PPMI pada mulanya tampak kompak dalam menggalang persatuan dan kesatuan diantara mahasiswa, namun sejak PPMI menerima anggota baru pada tahun 1958 yaitu CGMI yang berkiblat dan merupakan anak komunis akhirnya PPMI mengalami keretakan yang membawa kehancuran. PPMI secara resmi membubarkan diri pada Oktober 1965.

Sebenamya PPMI sebelum membubarkan diri, sekitar tahun 1964-1965 masing-masing organisasi yang berfusi dalam PPMI itu saling berkompetisi dan sok revolosioner untuk merebut pengaruh para penguasa waktu itu, termasuk juga Bung Karno Yang tak luput dari incaran mereka. Hal ini diakibatkan karena masuknya CGMI kedalam PPMI yang seakan mendapatkan legitimasi dari pihak penguasa waktu itu sehingga CGMI (PKI) terlihat besar. HMI pun saat itu juga merevolosionerkan diri menjadi sasaran CGMI (PKI), sehingga HMI hampir rapuh akibat ulahnya sendiri, karena pada saat itu PKI merupakan partai terbesar dan pendukungnya selalu meneriakkan supaya HMI dibubarkan. HMI melihat kondisinya yang rawan tidak tinggal diam, dengan segala upaya untuk mengembangkan sayap dan memperkokohnya, HMI kembali berusaha mendapatkan legitimasi kesana-kemari untuk menangkal serangan dari PKI yang berusaha membubarkannya.

Pada saat HMI semakin terdesak itulah IMM lahir, yaitu pada tanggal 14 Maret 1964. Inilah sebabnya, ada stereotype atau persepsi yang muncul ke permukaan bahwa IMM lahir sebagai penampung anggota-anggota HMI manakala HMI dibubarkan oleh PKI maka IMM tidak perlu lahir. Namun persepsi yang terputar itu tidak rasional dan kurang cerdas dalam menginterprestasi fakta dan data sejarah.Interprestasi Yang benar dan rasional sesuai dengan data dan fakta sejarah adalah IMM salah satu faktor historisnya adalah untuk membantu eksistensi HMI agar tidak mempan atas usaha-usaha yang akan membubarkannya. Sekali lagi bahwa kelahiran IMM untuk membantu dan turut Serta mempertahankan HMI dari usaha- usaha komunis yaitu PKI Yang akan membubarkannya dan sesuai dengan sifat IMM itu sendiri yang akan selalu bekerjasama dan saling membantu dengan saudaranya (saudaranya seaqidah Islam) dalam upaya beramar ma'ruf nahi mungkar Yang merupakan prinsip perjuangan IMM.

Itulah sekilas kelahiran IMM yang sampai sekarangpun masih ada oknum-oknum yang mempersoalkannya (walaupun sudah terbit buku Yang menangkal isu tersebut dengan judul 'Kelahiran Yang Dipersoalkan oleh Farid Fatoni). Dan sekarang kita telah tahu bahwa IMM lahir memang merupakan suatu kebutuhan Muhammadiyah dalam mengembangkan sayap dakwahnya dan sekaligus merupakan suatu aset bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam kemerdekaan ini. Karena IMM merupakan suatu kebutuhan intern dan ekstern itu pulalah, maka tokoh-tokoh PP Pemuda Muhammadiyah yang berawal dari HMI kembali keIMM sebagai anak atau ortom Muhammadiyah. Mereka yang dulu turut mengembangkan HMI disebabkan karena IMM belum lahir dan keterlibatan mereka dalam tubuh HMI hanya sebatas mengembangkan ldeologi Muhammadiayah. Dan sampai sekarangpun HMI masih dimasuki oleh kalangan mahasiswa dari berbagai unsur ormas Islam, yang pada akhimya berbeda dengan orientasi Muhammadiyah. Mungkin, untuk menangkal klaim seperti tersebut PP Pemuda Muhammadiyah diatas, adalah bahwa Para aktifis akan berdirinya IMM & NA Yang berusaha mengusahakan berdirinya IMM tidak terlibat dalam aktifitas HMI secara langsung maupun tidak langsung. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah benar-benar murni didirikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yang pada waktu itu diketuai oleh Bapak H.A. Badawi.

Agenda Semarak MILAD IMM KOM. FKIP

SEMARAK MILAD IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH KE 46
Agenda Semarak MILAD IMM KOM. FKIP

*Bazar Buku

Tanggal : 12-19 Maret 2010
Tempat : HALL C
Waktu : 08.00-15.00
Penerbit :
o LKiS
o Resist Book
o Suara Muhammadiyah

*Out Bond

Tanggal : 16 Maret 2010
Tempat : Taman Psikologi
Waktu : 08.00-selesai
Acara :

o Games
 Estafet Kelereng
 Formula I ( F I )
 Watering the water
 Lake Drama
o Makan-makan


*Sarasehan Fakultas

Pembicara : Muhibbin (Ex Wakil Dekan III ), Agus Supardi (Ketum IMM FKIP), & Danang Prasetya (Presiden terpilih)
Tanggal : 19 Maret 2010
Waktu : 08.00-selesai
Tempat : Taman FKIP
Tema : Implikasi Student Government Terhadap Mahasiswa

Saturday, March 6, 2010

Kapan lagi ...?




Indah kebersamaan,
Kesepian disini dalam arti yang luas dan positip. ... We Are The World, kebersamaan kita tanpa batas geografis, gender, religious, usia, suku bangsa, ...

Usai Pemilwa...

*oleh kris
UMS baru saja menyelenggarakan Pemilwa, sebuah pesta demokrasi tahunan. Seorang presiden telah terpilih dan kabinet pun akan segera terbentuk.
Student government berangkat dari keterkungkungan mahasiswa zaman ordebaru. Student Goverment atau biasa di singkat SG merupakan sistem pemerintahan mahasiswa yang diadopsi secara apik dan matang oleh punggawa-punggawa muda (baca: mahasiswa) demokrasi ideal. Semangat mahasiswa harus tetap dipertahankan serta prinsip egaliter, keterbukaan, transparan dan check and balance harus tetap menjadi landasan dalam pelaksanaan kepemerintahan mahasiswa.
Student government bisa juga berangkat dari kegelisahan mahasiswa yang sejak awal sudah dibaptis menjadi “agent of change”. Dimana peran mereka juga harus dirasakan oleh masyarakat dan mahasiswa kampus. Peran mereka pulalah yang nanti akan tetap mempengaruhi mau dibawa kemana nasib bangsa kita.
Peran student government dalam wilayah akademis mahasiswa. Mahasiswa harus membaktikan ilmunya untuk kebaikan diri dan masyarakatnya. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab kita bersama untuk terus mengawal demokrasi bangsa ini kearah ideal. Dan mahasiswa secara khusus berperan sebagai transformator ke sistem dan penyampai informasi dan kondisi objektif bangsa ke masyarakat bagaimanapun caranya.
Semoga kepemerintahan yang baru terbentuk ini menjadi wadah aktualisasi potensi kepemipinan, wadah aktualisasi, wadah aspirasi serta agregasi kepentingan seluruh mahasiswa UMS.
Demikian juga dengan partai mahasiswa yang sudah mengirimkan kader-kader partainya untuk terus memberikan yang terbaik bagi iklim demokrasi di kampus ini semoga menjadi semangat yang mampu meresonansi setiap nafas juang yang teraktualisasi lewat program-program yang bisa memberikan pendidikan politik pada seluruh mahasiswa.

Adzan

Betapa sering kita mendengar adzan dari menara-menara di kota dan desa: Allahu Akbar! Allahu Akbar! Betapa sering kita membaca tentang Bilal, seorang keturunan Absyinian, mengumandangkan adzan pertama kalimnya sehingga menggema di Jazirah Arab, ketika Nabi mulai berdakwah dan menghadapi penganiayaan serta hinaan dari ornag-orang terbelakang dan bodoh.


Suara Bilal merupakan sebuah panggilan , seruan untuk memulai perjuangan dalam rangka mengakhiri sejarah buruk bangsa Arab dan menyongsong matahari, pagi yang cerah. Namun apakah kita pernah mnerenungkan apa yang dimaksud dan apa isi dari panggilan itu?


Apakah setiap mendengarkan panggilan suci itu, apakah kita ingat bahwa Allahu Akbar bermakna (dalam bahasa yang tegas)= Berilah sanksi kepada para lintah darat yang tamak itu! Sitalah kekayaan dari para tukang monopoli yang mendapatkan kekayaan dengan cara mencuri!! Sediakanlah makanan untuk rakyat yang banyak! Bukakanlah pintu pendidikan selebar-lebarnya dan majukanlah wanita! Hancurkanlah cecunguk-cecunguk yang membodohkan dan memecah belah umat! Carilah ilmu sampai ke Cina (Bukan hanya Cina zaman dulu, tapi juga sekarang!) Bentuklah majlis Syuro yang mandiri dan biarkan demokrasi yang sebenar-benarnya bersinar!! (Rhaif Khoury)

*Oleh Kris
Source: Islam dan Teologi Pembebasan

Sombong-sombong yang Melongok Ke Luar

Sebenarnya sombong itu bukanlah kemusyrikan yang halus atau tersembunyi ( Syirik khafi/syirik syirri); tetapi ia adalah suatu sifat yang paling nyata, tmpak dan jelas.

Ada satu pengakuan jujur dari seorang kafir bijaksana pemikir Amerika, Benjamin Franklin, “Dalam kenyataan, barang kali, tiada nafsu alamiah yang begitu sulit detikan seperti kesombongan. Diselubungi, dilawan, debekukan, disiksa pun masih juga hidup dan sesekali masih melongok ke luar.

Meskipun kita sedang dalam kerendahan hati, nyatanya dengan perkiraan itu pun kita bisa jadi bangga dengan kerendahan hati kita, tawadhu’ kita. Ah, begitu sukar ternyata untuk tidak sombaong, sampai kerendahhatian kita, tawadhu’ kita pun bisa pada akhirnya menyeret kita untuk menyombongkan ketewadhu’an kita itu.

Ya Allah, hanya Kau yang tahu meeka benar-benar tak sombong. Bantulah kami uantuk menjauhi kesombongan! Sungguh tak ada secuil pun sesuatu yang pantas kami sombongkan. Engkaulah ysng pantas menyandang Yang Mahasombong..

“Bagi-Nyalah kesombongan (Al-Kibriya’) di langit dan di bumi. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana (Al-Jatsiyah:37)