Thursday, April 22, 2010

Air Mata Yang Diberkahi

*)Muhammad Arifin Ilham
Air mata yang menitik melintasi kedua pipi kita ternyata tidak semata buliran air yang keluar dari kelopak mata, tapi ada rembesan makna penuh hikmah di mata Allah SWT. Bahkan, air mata akan menjadi penyebab hidup seseorang dalam keberkahan.
Rasulullah SAW pernah menyampaikan bahwa ada dua tetesan (qatrataani) yang dibanggakan dan kelak akan menjadi saksi di hari Pengadilan, yaitu tetesan darah syuhada yang wafat karena menegakkan agama Allah dan tetesan air mata karena bertobat. Dalam kesempatan ini, kita akan mengenali ternyata banyak air mata yang dapat mengundang keberkahan.
Pertama, air amta karena rasa cinta, takut, dan rindu kepada Allah. Air mata ini keluar disebabkan bercampurnya rasa haru dan bahagia karena telah mampu menemukan makna hakikat cinta sekaligus takut kepada Sang Khalik.
Kedua, kerinduan yang mendalam terhadap Rasulullah SAW, keluarga, dan para sahabat Radiyallahu anhum. Seseorang yang larut dan terbuai saat bersenandung shalawat, karena berharap dikunjungi Rasulullah SAW dalam setiap mimpinya dan rindu dengan syafaatnya, kemudian air mata menetes maka sungguh air mata ini adalah air mata yang diberkahi. Pada saatnya nanti, air mata itu akan ikut bersaksi dihadapan Allah SWT bahwa orang ini adalah benar umat Rasulullah SAW.
Ketiga, airmata bahagia karena bisa menunjukkan baktinya pada orang tua. Saat mengenang dan menatap wajah orang tua yang dicintai dan disayanginya. Air mata ini akan menjadi saksi dihadapan Allah SWT, dan ia tercatat sebagai anak yang berbakti pada orang tua.
Keempat, air mata tobat, karena ingat akan dosa-dosa yang telah diperbuat. Baik dosa syirik, membunuh, zina, korupsi, atau ingat kepada orang yang pernah disakiti. Seseorang yang menyesali semua perbuatan buruknya dan memohon ampun kepada Allah SWT. Itulah air mata yang diberkahi.
Terakhir, air mata yang diberkahi adalah air mata karena bahagia bisa khusyuk beribadah. Juga karena senang karena bisa berkumpul dengan orang-orang saleh di majlis ilmu dan zikir.
Taken from, Republika, April 10, 2010

No comments:

Post a Comment